Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang
telah lama dikenal dan sampai saat ini masih menjadi penyebab
utama kematian di dunia.1
Prevalensi TB di Indonesia dan negaranegara
sedang berkembang lainnya cukup tinggi.2
Pada tahun
2006, kasus baru di Indonesia berjumlah >600.000 dan
sebagian besar diderita oleh masyarakat yang berada dalam usia
produktif (15–55 tahun). Angka kematian karena infeksi TB
berjumlah sekitar 300 orang per hari dan terjadi >100.000
kematian per tahun.3 Hal tersebut merupakan tantangan bagi
semua pihak untuk terus berupaya mengendalikan infeksi ini.
Salah satu upaya penting untuk menekan penularan TB di
masyarakat adalah dengan melakukan diagnosis dini yang
definitif.
Saat ini kriteria terpenting untuk menetapkan dugaan
diagnosis TB adalah berdasarkan pewarnaan tahan asam. Walau
demikian, metode ini kurang sensitif, karena baru memberikan
hasil positif bila terdapat >103
organisme/ml sputum.4 Kultur
memiliki peran penting untuk menegakkan diagnosis TB karena
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada
pewarnaan tahan asam.5
Kultur Lowenstein-Jensen (LJ)
merupakan baku emas metode identifikasi Mycobacterium
tuberculosis, dengan sensitivitas dan spesifisitas masing-masing
99% dan 100%,6
akan tetapi waktu yang diperlukan untuk
memperoleh hasil kultur cukup lama, yaitu sekitar 8 minggu.7
Hal ini tentu saja akan menyebabkan keterlambatan yang
bermakna untuk menegakkan diagnosis dan memulai terapi.5
Secara umum, metode penegakan diagnosis yang banyak
digunakan saat ini adalah metode lama, sehingga diperlukan
teknik diagnosis baru, yang dapat mendiagnosis TB dengan lebih
cepat dan akurat.8
Baca Selengkapnya Klik Disini
Anda Butuh Bantuan Pembuatan Skripsi?Tesis?Disertasi? (Semua Jurusan?) atau Tugas Perkuliahan yang lain? Hub: 085729587732

No comments:
Post a Comment