Contoh Disertasi Ilmu Manajemen Lingkungan

Pembangunan merupakan suatu daya upaya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat, dari suatu keadaan yang kurang baik menjadi sesuatu yang lebih baik, dengan mengunakan sumber daya yang ada. Pembangunan mengarah pada suatu perubahan dan perbaikan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.Secara spesifik maka pembangunan dapat diartikan sebagai “suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Nation Building)”.Secara teoritis, kegagalan sebuah program atau proyek seringkali terjadi karena suatu kebijakan tidak dilakukan sebagai upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi kedalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Belajar dari kegagalan kebijakan yang selama ini ditempuh, kebijakan lingkungandengan pendekatan konvensional seperti command and control beserta instrumen lain seperti AMDAL, produksi bersih, audit lingkungan belum cukup memadai untuk menangani masalah lingkungan yang kompleks. Diperlukaninstrumen pengelolaan lingkungan yangselaras dengankebijakan pemerintahdalam konteks mewujudkan paradigma pembangunan berwawasan lingkungan berkelanjutan yang selaras dengan Good Environment Governance (GEG).Memahami akanmakna GEGini, penting kiranya mencari strategi alternatif dan inovatif untuk mengelola dan melestarikan lingkungan terutama dalam kontek penanggulangan banjir dan rob. Kebijakan pemerintah dalam upaya mengatasi banjir dan rob telah banyak dilakukan, yakni dengan membangun infrastruktur fisik seperti jalan, drainase, polder, serta infrastruktur pendukung lainnya. Namun upaya tersebut hingga kini belum sepenuhnyadirasakan manfaatnyaoleh masyarakat. Kota Semarang sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang cukup cepat dalam berbagai aspek, baikaspek sosial, ekonomi maupun perdagangan akan tetapi juga mengalami persoalan lingkungan yang serius. Di wilayah Semarang bawah, khususnya kawasan pesisir muncul berbagai permasalahan lingkungan yakni abrasi, sedimentasi, intrusi, banjir dan rob, amblasan tanah (land subsidence) serta polusi udara, serta pencemaran perairan. Kondisi genangan banjir di Kota Semarang pada tahun 2012 mencapai luas 8.773 hektar serta kawasan rob seluas 3.400 hektar baru dan baru mampu terlayani dengan pompa pengendali banjir seluas 3.117 ha. Hal ini berarti bahwa sistem drainase Kota Semarang saat ini baru menangani banjirdan rob sekitar 30%. xlv Salah satu upayayang dilakukan Pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi banjir dan rob adalah melalui pembangunan infrastruktur seperti antara lain Waduk Jatibarang,normalisasiBanjir KanalBarat,Kali Baru, Kali Asin,dan Kali Semarang.Khusus untuk kawasan potensi terdampak rob dan banjir diupayakan pembangunan subsistem drainase dengan perlengkapan pemompaan dan jugapembangunan drainase pasang surut dengan sistem polder. Salah satu komponen sistem polder di wilayah Kecamatan Semarang Utara yang telah dibangun tahun 2001 adalah kolam retensi yang selama ini disebut sebagai Polder Kota Lama ataulebih populer disebut polder Tawang, yangberlokasi di depan Stasiun Tawang dengan biaya pembangunan sebesar 5 milliar belum banyak dirasakan oleh masyarakat sekitar baik dalam kontek pengembangan ekonomi, pariwisata maupun pengendalian banjir dan rob. Dalam kenyataan Kolam Retensi Tawang belum berfungsi optimal karena: 1) secara teknis desain kolam retensi belum memenuhi syarat; 2) ketidakjelasan lembaga yang bertanggungjawab penuh dalam pengelolaan; 3) lemahnya komitmen Pemerintah Kota Semarang yang ditunjukkan oleh kecilnya APBD; dan 4) rendahnya keterlibatan masyarakat untuk menjaga kelastariannya. Jika dilihat dari perspektif pembangunan berkelanjutan yang memadukan antara infrastruktur fisik dan non-fisik, maka sistem polder merupakan alternatif yang paling ideal, karena mampu mengintegrasikan antara infrastruktur fisik dan sosial sehingga tercipta perilaku yang mendukung pengelolaan ekosistem yang berdampingan dengan air. Namun demikian, polder saja tidak cukup untuk menuju terciptanya ekosistem yang diharapkan tersebut.Imbal jasa Lingkungan (IJL) adalah salah satu instrumen lingkungan yang dapat dikawinkan dalam pengelolaan sistem polder.Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hiduppada pasal42 ayat (2) huruf c. menyebutkan bahwa tentangmekanisme kompensasi/imbal lingkungan hidup merupakan salah satu instrumentpengelolaan lingkunganyang sifatnyawajib. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengkaji implementasi kebijakan pengelolaan Kolam Retensi Tawang dalam konteks Tata Kelola Lingkungan; 2) mengkaji potensi modal sosial, modal politik dan kearifan lingkungan menjadi sumber dukungan dalam penerapan Imbal Jasa Lingkungan untuk mewujudkan Kolam Retensi Tawang Berkelanjutan; serta 3) menyusun model ideal penerapan Imbal Jasa Lingkungan dalam Pengelolaan Kolam Retensi Tawang Berkelanjutan yang bertumpu pada modal sosial, modal politik dan kearifan lingkungan mampu memberikan insentif ekonomi kepada masyarakat miskin di sekitarnya.Populasi dalam studi ini adalah Kota Semarang yang terdiri dari dua unit, yaitu stakeholder dan masyarakat.Sampel dari stakeholder sebanyak 36 informan berasal dari Pemerintah Kota Semarang, anggota legislatif, perguruan tinggi, LSM dan KSM, tokoh masyarakat serta pengusaha yang ditentukan dengan teknik teknik purposive sampling. Sedangkan sampel dari masyarakat sebanyak 115 responden ditentukan secara random sampling dari warga di tiga kelurahan: Purwodinatan, Tanjung Mas dan Bandarharjo.
Baca Selengkapnya Klik Disini

Anda Butuh Bantuan Pembuatan Skripsi?Tesis?Disertasi? (Semua Jurusan?) atau Tugas Perkuliahan yang lain? Hub: 085729587732


No comments:

Post a Comment