PENDAHULUAN
Paulo Freire adalah salah seorang dari sembilan pendidik Kristen —
baik dari kalangan Protestan maupun Katolik— yang dianggap paling
berpengaruh di abad ke-20 ini.1 Berbeda dengan delapan pendidik lain
yang kebanyakan lahir dan berkarya di negara maju, Freire dilahirkan
dan berkarya, dalam sebagian besar hidupnya, di dunia ketiga. Latar
belakang sosial budaya dari pemikiran Freire yang tidak terlalu berbeda
jauh dengan kondisi Indonesia inilah yang menjadi salah satu alasan
utama untuk mengenal dan mencoba menggali relevansi pemikirannya
bagi pendidikan di Indonesia pada umumnya, dan secara khusus untuk
pendidikan Kristen di Indonesia.
Tulisan ini akan mencoba memperkenalkan filsafat pendidikan Freire.
Untuk itu akan dipaparkan latar belakang kehidupannya dan
pandangannya tentang pendidikan. Penulis akan memaparkan secara
garis besar alur pemikiran pendidikan Freire untuk menampilkan
“gambar besar” bagi pembaca yang belum terlalu mengenalnya.
Selanjutnya, secara khusus penulis akan menyoroti dikotomi antara
“Banking Concept of Education” dan “Problem Posing Method” yang
tampaknya menjadi salah satu pemikirannya yang khas. Berikutnya,
penulis akan mencoba berdialog secara kritis dengan pemikiran Freire
untuk melihat kemungkinan-kemungkinan sumbangsihnya yang aplikatif
dan kontekstual untuk pendidikan Kristen di Indonesia.
SIAPAKAH PAULO FREIRE?
Freire dilahirkan di Recife, Brasil pada 19 September 1921. Ia berasal
dari keluarga kelas menengah yang oleh karena keadaan ekonomi nasional
yang buruk saat itu, membuatnya juga merasakan apa artinya kekurangan
dan kelaparan. Ia mempunyai latar belakang pendidikan di bidang hukum
dan sempat berkarier dalam jangka waktu yang pendek sebagai seorang
pengacara. Kemudian ia menjadi guru bahasa Portugis selama 6 tahun
(1941-1947). Sekitar tahun 1944 ia menikah dengan seorang guru bernama
Elza Maia Costa Olievera. Pernikahan inilah yang memantapkan
pergeseran interesnya dari bidang hukum ke bidang pendidikan,
sebagaimana diakuinya sendiri, “. . . precisely after my marriage when I
started to have a systematic interest in educational problems.”
Tahun 1959, Freire menyerahkan disertasi doktoral di Universitas
Recife dengan judul Educacao e Atualidade Brasileira (Pendidikan dan
Keadaan Masa Kini di Brasil). Di kemudian hari, ia bahkan diangkat
sebagai guru besar bidang sejarah dan filsafat pendidikan di universitas
tersebut. Pada tahun 1961-1964, ia menjadi Direktur Pertama dari
Departemen Perluasan Kebudayaan Universitas Recife. Karena
keberhasilannya dalam program pemberantasan buta huruf di daerah
Angicos, Rio Grande do Norte, ia diangkat sebagai Presiden dari Komisi
Nasional untuk Kebudayaan Populer.
Baca Selengkapnya Klik Disini
Anda Butuh Bantuan Pembuatan Skripsi?Tesis?Disertasi? (Semua Jurusan?) atau Tugas Perkuliahan yang lain? Hub: 085729587732
No comments:
Post a Comment