I. Pendahuluan
Homeschooling. Di Indonesia dikenal pula dengan nama Sekolah Rumah. Ini adalah
fenomena yang ramai diperbincangkan oleh masyarakat, golongan pendidik, orangtua, dan
pemerhati pendidikan dalam 3-4 tahun terakhir. Terutama setelah liputan media massa banyak
membahas mengenai homeschooling, munculnya berbagai macam komunitas homeschooling,
dan ramainya kegiatan seminar untuk membahas model pendidikan ini. Ramainya fenomena
ini dibicarakan diantaranya berkaitan dengan sosialisasi anak jika ia belajar di rumah, materi
yang disajikan dalam pendidikan di rumah, kesanggupan orangtua mengajari anak, proses
evaluasi dan penilaian keberhasilan belajar anak, tingkatan pendidikan anak dari waktu ke
waktu, ijasah, dan pada akhirnya berkaitan dengan lapangan pekerjaan yang kelak ditekuni
anak.
Pertanyaan-pertanyaan itu bermuara pada hasil akhir: apakah pendidikan rumah sanggup
menghasilkan individu dengan kompetensi spesifik, mampu berelasi dengan banyak orang, bisa
menghadapi persaingan di dunia kerja nantinya, dan menguasai beragam ketrampilan hidup
layaknya anak-anak hasil pendidikan sekolah yang sangat terstruktur seperti yang biasa kita
kenal.
Apa sesungguhnya yang dimaksudkan dengan homeschooling, dan perbedaan
apa saja yang mendasar antara homeschooling dengan sekolah yang selama ini kita kenal, yakni
jenjang Sekolah Dasar (6 tahun), Sekolah Menengah Pertama (3 tahun), dan Sekolah Menengah
Atas (3 tahun)? Salah seorang praktisi homeschooling, Sumardiono, mengatakan bahwa
sebenarnya tidak ada definisi tunggal dari homeschooling. Namun, prinsipnya adalah bahwa
pada sistem pendidikan homeschooling, sebuah keluarga bertanggung jawab sendiri atas
pendidikan anak-anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Di sini,
orang tua bertanggung jawab secara aktif atas proses pendidikan anaknya. Bertanggung jawab
secara aktif ini maksudnya adalah orangtua terlibat penuh pada proses penyelenggaraan
pendidikan, mulai dalam hal penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai (values) yang ingin
dikembangkan, kecerdasan dan ketrampilan yang hendak diraih, kurikulum dan materi
pembelajaran hingga metode belajar serta praktik belajar keseharian anak.
Munculnya homeschooling didasari oleh berbagai hal yang berbeda-beda untuk setiap
keluarga. Namun, kekhawatiran orangtua akan pendidikan sekolah pada masa ini (yang tidak
jelas arahnya, pergaulan anak yang penuh tekanan, biaya pendidikan yang mahal, tuntutan
perilaku yang seragam, jumlah jam yang terlalu banyak dan penuh) disinyalir menjadi penyebab
utama sejumlah orangtua menerapkan pendidikan model homeschooling ini. Di samping itu,
karakteristik anak yang berbeda-beda, yang pada akhirnya beberapa dari mereka mengalami
perasaan tertekan ketika bergaul dengan teman di sekolahnya, juga diperhatikan orangtua
praktisi sekolah rumah. Ada cukup banyak anak yang pintar melebihi teman-temannya
akhirnya malah dikucilkan oleh teman-temannya, namun ketika diberikan pendidikan rumah,
anak-anak ini menjadi kian berkembang aspek intelektual, emosional, dan sosialnya. Dengan
pendidikan sekolah rumah, mereka merasakan bebas menjadi dirinya sendiri sehingga
keingintahuan dan minat belajarnya menjadi kian luas. Pertimbangan lain dilakukannya
pendidikan rumah adalah keinginan orangtua untuk membekali anak dengan nilai-nilai tertentu
(agama, spiritualitas, dll) yang mungkin luput dari perhatian kurikulum dan penyelenggara
sekolah umum.
Baca selengkapnya klik disini
Anda butuh bantuan pembuatan Skripsi? Tesis? Disertasi? (Semua Jurusan)
Atau Tugas Perkuliahan yang lain? Hubungi 085729587732
No comments:
Post a Comment