Contoh Jurnal Politik


Bertolak dari kenyataan eksistensi media massa pada era p asca pemerintahan Soeharto yang ditengarai oleh kuatnya dominasi penguasa pada semua infrastruktur politik, dengan tujuan menghegomi atau untuk pembelajaran politik untuk mengapolitisasi warga negara. Media menjadi perpanjangan tangan kepentingan penguasa , bahasa politik bermakna ganda untuk tujuan penghalusan maupun untuk kepentingan memperdayakan warganegara, keduanya adalah bagian dari politik hegemoni sebagai syarat untuk mengukuhkan kuasa penguasa. Kuasa bahasa melalui penggunaan media menjadi piliha n politiknya. Bahasa yang bermakna ganda yang hampir menguasai isi media massa menjadi alat meminggirkan dan mengapolitisasi warga untuk menjauh dari arena politik formal. Dengan tujuan melestarikan kuasa dari elite politik (pemegang kuasa). Perlawanan-perlawanan politik warga untuk menyuarakan aspirasi politiknya tetap tak merubah kondisi sistem politik represif saat itu. Fenomena dalam era transisi saat ini, media memiliki ruang yang lebih besar. Tetapi dibalik itu semua, ada keunikannya. Karena sistem po litik Indonesia berada dalam pusaran globalisasi, eksistensi media tak luput dari apa yang ada dalam pendirian kaum hegemonian, menempatkan kebudayaan global yang bersifat tunggal sebagai watak kapitalisme yang monolitik (struktur modal kapitalistik), sehi ngga seluruh ekspresi kebudayaan termasuk ekspresi simboliknya mengacu pada ekspresi dominan atas nama pasar, dan media tidak berfungsi sebagai representasi maupun rekonstruksi realitas sosial politik, melainkan lebih dari itu. 

Asumsi yang mendasari adalah, pertama media adalah sebuah institusi dan aktor politik yang memiliki hak-hak. Kedua, media dapat memainkan berbagai peran politik, diantaranya mendukung proses transisi demokrasi, dan melakukan oposisi. Sebagaimana disinyalir oleh Cook, bahwa hal ini telah menjadi perhatian penting pada masyarakat Barat, di mana para jurnalis telah berhasil mendorong masyarakat untuk tidak melihat mereka sebagai aktor politik, sedangkan para pakar politik juga telah gagal untuk mengenali media sebagai sebuah institusi politik (Cook, 1998:4). Jika mempercayai media sebagai aktor politik, maka peran macam apa yang dimainkannya? Dalam negara berkembang seperti Indonesia, pemusatan peranan politik media telah diakui. negara telah sering menekankan pentingnya pers dalam pros es nation building. Sebagaimana pernah diucapkan oleh Presiden Suharto dalam pidatonya pada hari Pers Nasional tahun 1989: “Sebagai bagian integral dalam masyarakat, bangsa dan negara yang sedang berkembang, maka pers memiliki peranan penting dalam memba ntu mengelola bangsa ini dengan semua kerumitannya melalui diseminasi berita, opini, ide, harapan ke masyarakat…. Media dalam konteks ini telah memainkan peran membantu membangun dan melestarikan kesatuan dan persatuan sebagai sebuah bangsa” (McCargo, 1999:131).

 Baca selengkapnya klik disini

Anda butuh bantuan pembuatan Skripsi? Tesis? Disertasi? (Semua Jurusan)
Atau Tugas Perkuliahan yang lain? Hubungi 085729587732

No comments:

Post a Comment