Contoh Tesis Ekonomi

1 Latar Belakang Masalah
Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) merupakan suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan (http://wikipedia.com/). Pada dasarnya tanggung jawab sosial usaha sudah muncul pada saat operasi perusahaan dimulai. Sebagaimana diketahui bagaimana pun, kelangsungan perusahaan sangat bergantung pada dukungan banyak pihak. Untuk itulah perlu selalu dijaga hubungan (relationship) yang harmonis antara perusahaan dengan lingkungannya. Misalnya, tanpa adanya pemasok, maka kelangsungan bahan baku bagi perusahaan menjadi tersendat-sendat, tanpa adanya konsumen, produk akan mubazir tidak ada yang membeli, tanpa adanya karyawan, maka operasi perusahaan menjadi terhambat, tanpa adanya perhatian terhadap masyarakat sekitar perusahaan, akan mengakibatkan keamanan dan kenyamanan berusaha menjadi terganggu. Dengan demikian saat ini pelaku usaha harus memperhatikan aspek keuangan, sosial, dan lingkungan atau sering disebut triple bottom line. Sinergi ketiga elemen tersebut merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development). 2 Seiring dengan pesatnya perkembangan sektor dunia usaha sebagai akibat liberalisasi ekonomi, berbagai kalangan swasta organisasi masyarakat, pendidikan, berupaya merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan. (http:www.lensa.etf.com/). CSR merupakan salah satu bagian dari prinsip good corporate governance (GCG).
Seperti diketahui ada empat prinsip dalam GCG yaitu fairness, transparency, accountability and responsibility. Fairness, transparency dan accountability lebih memberi penekanan terhadap pemegang saham, sehingga ketiga prinsip tersebut lebih mencerminkan shareholders driven concept., yaitu. perusahaan harus memperhatikan kepentingan stake holders perusahaan dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakan. Sejarah perkembangan akuntansi, yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri, menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal (kaum kapitalis) sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Dengan keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat (sosial) secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Kapitalisme yang hanya berorientasi pada laba material, telah merusak keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan yang tidak memberi kontribusi 3 bagi peningkatan kemakmuran mereka tetapi justru menjadi mengalami penurunan kondisi sosial (Galtung & Ikeda, 1995) dan (Rich 1996) dalam (Chwastiak 1999). Di dalam akutansi konvensional (mainstream accounting), pusat perhatian yang dilayani perusahaan adalah stockholders dan bondholders sedangkan pihak yang lain sering diabaikan. Dewasa ini tuntutan terhadap perusahaan semakin besar. Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen, serta masyarakat.
 Baca Selengkapnya Klik Disini

Anda Butuh Bantuan Pembuatan Skripsi?Tesis?Disertasi? (Semua Jurusan?) atau Tugas Perkuliahan yang lain? Hub: 085729587732


No comments:

Post a Comment